angkaian adder/penjumlah non-inverting memiliki penguatan tegangan yang tidak melibatkan nilai resistansi input yang digunakan. Oleh karena itu dalam rangkaian penjumlah non-inverting nilai resistor input (R1, R2) sebaiknya bernilai sama persis, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kestabilan dan akurasi penjumlahan sinyal yang diberikan ke rangkaian. Pada rangkaian penjumlah non-inverting di atas sinyal input (V1, V2) diberikan ke jalur input melalui resitor input masing-masing (R1, R2). Besarnya penguatan tegangan (Av) pada rangkaian penguat penjumlah non-inverting diatas diatur oleh Resistor feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri)
Rangkaian adder/penjumlah non-inverting ini jarang digunakan dalam aplikasi rangkaian elektronika, karena nilai outputnya adalah hasil kali rata-rata tegangan input dengan faktor penguatan (Av) sehingga nilai penjumlahan tegangan merupakan hasil rata-rata sinyal input dan penguatan tegangan belum sesuai dengan kaidah penjumlahan
4. Prinsip Kerja Rangkaian [Kembali]
1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian adder inverting amplifier berdasarkan nilai yang didapatkan dari percobaan
Jawab:
Percobaan pada rangkaian adder inverting amplifier menggunakan beberapa variasi masukan tegangan dan mengukur keluaran sesuai dengan perubahan nilai masukan tersebut. Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat inverting yang memiliki sifat penjumlahan terbalik terhadap sinyal masukan yang diterima. Prinsip kerjanya mengambil hasil negatif dari jumlah sinyal masukan, yang diatur oleh nilai resistansi R1 sebesar 10kΩ, R2 sebesar 10kΩ, dan Rf sebesar 20kΩ.
Dalam percobaan pertama, dengan V1=-2V dan V2=1V, kita mengatur gain menjadi -2. Namun, hasil percobaan menunjukkan Vout sebesar 4,15V, yang lebih besar dari yang diharapkan. Ini mungkin disebabkan tegangan input yang diterapkan tidak benar-benar tepat dan juga dikarenakan oleh besar resistansi Rf dan Rin yang tidak sesuai dengan besar resistansi yang ada pada modul.
Dalam percobaan kedua, dengan V1=-1V dan V2=2V, hasil yang diperoleh adalah Vout sebesar 2,08V. Sekali lagi, ada perbedaan antara hasil percobaan dan perhitungan teoritis yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang sama.
Dalam percobaan ketiga dan keempat, hasilnya juga tidak sesuai dengan perhitungan teoritis, walaupun sudah ada penyesuaian nilai Vin dan gain.
2. Bagaimana perbandingan antara nilai perhitungan dengan pengukuran dan jika terjadi perbedaan berikan alasannya
Jawab:
Rangkaian adder/penjumlah non-inverting memiliki penguatan tegangan yang tidak melibatkan nilai resistansi input yang digunakan. Oleh karena itu dalam rangkaian penjumlah non-inverting nilai resistor input (R1, R2) sebaiknya bernilai sama persis, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kestabilan dan akurasi penjumlahan sinyal yang diberikan ke rangkaian. Pada rangkaian penjumlah non-inverting diatas sinyal input (V1, V2) diberikan ke jalur input melalui resitor input masing-masing (R1, R2). Besarnya penguatan tegangan (Av) pada rangkaian penguat penjumlah non-inverting di atas diatur oleh Resistor feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri)
Rangkaian adder/penjumlah non-inverting ini jarang digunakan dalam aplikasi rangkaian elektronika, karena nilai outputnya adalah hasil kali rata-rata tegangan input dengan faktor penguatan (Av) sehingga nilai penjumlahan tegangan merupakan hasil rata-rata sinyal input dan penguatan tegangan belum sesuai dengan kaidah penjumlahan. Nah karena itulah didapatkan nilai yang sama sekali berbeda.
A.Inverting Adder Amplifier
Vi = -2V,V2 = 1V
Vout = A, X (Vi + Vz)
Vout =-2 x (-2V + 1V) = 2V
• V, = - 1V, V, = 2V
Vout = Ay X (Vi + Vz)
Vout =-2 X (-1V + 2V) = - 2V
• V1 = 1V, V2 = 3V
Vout = Ay X (Vi + Vz)
Vout = -2 X (1V + 3V) = -8V
• Vi = 2V,V2 = 4V
Vout = Ay X (Vi + Vz)
Vout = -2 X (2V + 4V) = - 12V
Pada percobaan dengan rangkaian adder inverting amplifier, rangkaian ini seharusnya mampu menghasilkan output yang sesuai dengan perhitungan teoritis. Prinsip kerja dari rangkaian ini didasarkan pada prinsip penguat inverting, di mana outputnya adalah hasil negatif dari penjumlahan semua sinyal masukan yang diterima.
ketidaksesuaian antara perhitungan teoritis dan hasil yang didapat ketika melakukan percobaan terjadi karena tegangan input yang diterapkan tidak benar-benar tepat dan juga dikarenakan oleh besar resistansi Rf dan Rin yang tidak sesuai dengan besar resistansi yang ada pada modul, sehingga terjadi perbedaan antara nilai perhitungan dan percobaan yang telah dilakukan.
5. Video Penjelasan [Kembali]
6. Download File [Kembali]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar